IKHTIAR MEWUJUDKAN MERDEKA BELAJAR

IKHTIAR MEWUJUDKAN MERDEKA BELAJAR

keseriusan guru sebagai bukti kesiapan madrasah maju

    Perbaikan mutu pendidikan merupakan suatu keniscayaan. Dengannya pembelajaran dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Berangkat dari hal itu, MTs 1 Annuqayah melaksanakan in House Training (IHT) implementasi kurikulum merdeka pada Sabtu, 01 Juni 2024 yang bertempat di Aula MTs 1 Annuqayah.

    Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan workshop implementasi kurikulum merdeka yang dilaksanakan oleh pengurus Yayasan Annuqayah di Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah pada beberapa pekan yang lalu. Delegasi guru yang menjadi peserta di kegiatan tersebut diharuskan menjadi mentor di lembaga masing-masing. Mereka dituntut untuk membagikan pengetahuan dan pengalaman kepada guru yang lain. Dalam hal ini, mereka diistilahkan dengan komite pembelajaran.

    Ada dua materi inti yang disampaikan pada IHT kali ini. Pertama, pembelajaran berdiferensiasi; kedua, penyusunan modul ajar. Materi-materi tersebut disampaikan oleh dua orang komite pembelajaran yang memang dari MTs 1 Annuqayah. Topik pertama disampaikan oleh Bpk Adnan Hariswanto, S.Pd.I., kemudian dilanjut oleh Bpk Usman, M.Pd., untuk menyampaikan materi selanjutnya.

      Tentang pembelajaran berdiferensiasi, Bpk. Adnan mengawali pembahasannya dengan contoh riil kondisi siswa MTs 1 Annuqayah untuk kemudian disandingkan dengan urgensi pembelajaran berdiferensiasi dalam menghadapi beberapa persoalan dan tantangan dalam pembelajaran, terutama yang erat kaitannya dengan kondisi siswa. Artinya, dengan kondisi siswa yang berbeda-beda, tidak bisa kita menyamakan metode pembelajaran kita. Pembelajaran kita harus berdiferensiasi. Menyesuaikan dengan kondisi siswa, tutur beliau yang nyambi menjabat sebagai Waka. Kurikulum.

      Berlanjut ke materi penyusunan modul ajar, Bpk. Usman, M.Pd., selaku pemateri, di awal berusaha mengkomparasikan istilah-istilah baru yang ada pada kurikulum merdeka dengan K 13. Beliau membahas persamaan dan perbedaan masing-masing istilah tersebut. Barulah kemudian beliau menjelaskan komponen inti dalam penyusunan modul ajar. Salah satu yang beliau singgung dan mendapatkan atensi khusus adalah ihwal penyusunan CP (capaian pembelajaran) dan TP ( tujuan pembelajaran). Sebab, menurutnya, berbeda dengan kurikulum sebelumnya, TP harus disusun oleh guru di masing-masing materi. Mengacu kepada CP yang telah disediakan oleh pemerintah. Barulah sesudah penyusunan TP itu kelar, guru bisa menyusun ATP (alur tujuan pembelajaran)  untuk kemudian menjadi bekal dalam penyusunan modul ajar.

     Tak berhenti sampai di situ, pada sesi kedua, guru di masing-masing materi melakukan praktik langsung pembuatan modul ajar. Mereka didampingi oleh komite pembelajaran yang lain  untuk memberikan arahan dan pendampingan dalam penyusunan modul ajar. Pada sesi ini, guru nampak antusias mengikuti kegiatan. (Sya_Az)

Share
Berikan Komentarmu